Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara
Kumpulan
Cerita Rakyat Nusantara Legenda atau Asal Muasal
arjuna |
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), legenda adalah cerita pada
zaman dahulu yang ada hubunganya dengan peristiwa sejarah. Banyak juga yang
menyebutkan bahwa legenda merupakan kisah zaman dulu yang berkaitan dengan
peristiwa dan asal usul suatu tempat.
Untuk itu, Anda perlu menceritakan kisah-kisah legenda pada anak-anak,
agar mereka senantiasa mengingat budaya dan sejarah negara di Indonesia.
Berikut, 5 legenda yang bisa Anda ceritakan untuk si kecil.
1. Legenda Telaga Bidadari
Alkisah, ada seorang pemuda tampan bernama Awang
Sukma yang tinggal di hutan. Ia adalah penguasa daerah hutan tersebut.
Pada suatu hari, Awang mendengar suara wanita dari
telaga. Ternyata di telaga tersebut ada 7 orang bidadari cantik yang sedang
mandi. Awang mengintip bidadari tersebut dari balik semak-semak dan mengambil
salah satu dari selendangnya.
Ketika selesai mandi, para bidadari tersebut
mengambil selendangnya dan kembali ke khayangan. Namun, si bungsu tidak bisa
kembali karena selendangnya diambil oleh Awang Sukma. Ia pun ditinggalkan oleh
keenam kakaknya.
Saat itu, Awang keluar dari persembunyiannya dan
membujuk si bungsu untuk tinggal bersamanya. Karena takut sendirian, ia pun
memutuskan tinggal bersama Awang.
Sesampainya di rumah, Awang menyembunyikan
selendang milik putri bungsu di balik lumbung padi. Hal tersebut ia lakukan
lantaran tidak ingin bidadarinya memutuskan untuk kembali ke khayangan.
Setelah lama tinggal bersama, mereka akhirnya
memutuskan untuk menikah dan dikaruniai satu orang anak. Kehidupan mereka
sangatlah bahagia dan berkecukupan. Namun, kebahagiaan itu mulai surut ketika
si putri bungsu menemukan selendangnya saat akan mengambil padi di lumbung.
Ia merasa sangat sedih dan kecewa atas kebohongan
Awang selama ini. Dengan berat hati, ia memutuskan untuk kembali ke khayangan
dan meninggalkan Awang serta anaknya. Namun, ia berjanji akan sering kembali ke
bumi untuk menengok putri kesayanganya.
Awang pun menyesal atas perbuatannya selama ini. Ia
kini tinggal berdua dengan anaknya dalam rasa penyeselan yang mendalam.
Oleh karena itu, hingga kini telaga yang ada di Kalimantan Selatan
tersebut dinamai dengan Telaga Bidadari. Cerita rakyat di atas merupakan salah
satu contoh dari kumpulan cerita rakyat nusantara dan legenda yang sarat akan
pesan moral.
Salah satu pesan moral yang dapat dipetik adalah jangan mencuri demi
mendapatkan sesuatu yang di inginkan. Hendaklah mengusahakannya denga cara
halal. Seperti halnya Awang yang mencuri selendang putri bungsu, pada akhirnya
pun ia mengalami penyesalan karena telah melakukannya.
2. Legenda Candi Prambanan
Dahulu kala, di desa Prambanan ada sebuah kerajaan
yang dipimpin Prabu Baka. Ia memiliki seorang putri cantik bernama Roro
Jongrang.
Suatu ketika, kerajaan Prambanan berperang dengan
Kerajaan Pengging yang dipimpin oleh Bandung Bondowoso. Pada peperangan itu
Prabu Baka kalah dan tewas oleh serangan Bandung Bondowoso. Ia kemudian
menguasai kerajaan Prambanan menggantikan Prabu Baka.
Melihat kecantikan Roro Jongrang, Bandung Bondowoso
memutuskan untuk menikahinya. Namun, ia menolak dengan cara memberikan syarat
yang tidak mungkin Bandung Bondowoso bisa lakukan. Syarat tersebut adalah
membuat seribu candi dalam waktu satu malam.
Berkat bantuan balatentara roh-roh halus, Bandung
Bondowoso hampir menyelesaikan 1000 candi hanya dalam waktu 1 malam. Merasa
khawatir akan keberhasilannya membangun 1000 candi, Roro Jonggrang memutuskan
untuk membangunkan gadis-gadis di Desa Prambanan untuk memukul alu pada lesung.
Suasana saat itu sangat riuh, ayam jantan pun
berkokok bersautan. Mendengar suara itu, para roh halus segera meninggalkan
pekerjaan karena khawatir jika matahari segera terbit. Padahal, pada saat itu
hanya kurang 1 candi untuk melengkapi seribu candinya.
Bandung Bondowoso sangat terkejut dan marah
menyadari usahanya yang telah gagal. Ia kemudian mengutuk Roro Jongrang menjadi
sebuah arca.
Legenda terbentuknya Candi Prambananan merupakan salah satu dari
kumpulan cerita rakyat nusantara dan legenda yang cocok untuk dikisahkan pada
si kecil. Selain untuk mengenalkan sejarah kepadanya juga untuk mengajarkan
beberapa pesan moral.
Salah satu pesan moralnya adalah jadilah seseorang yang tegas dan teguh
dalam pendirian. Jangan seperti Roro Jongrang yang coba mengingkari janjinya.
Ia telah berjanji mau dinikahi oleh Bandung Bondowoso setelah 1000 candi
terbangun.
Namun, Roro Jonggrang justru berusaha menggagalkannya. Jika memang tidak
ingin dinikahi, seharusnya ia mengatakannya sejak awal. Oleh karenanya, ia
dikutuk menjadi sebuah batu arca yang hingga saat ini tersimpan di candi
terbesar yang dibuat Bandung Bondowoso.
3. Legenda Gunung Bromo
Alkisah, pada jaman dahulu hiduplah seorang pemuda
bernama Joko Seger yang jatuh hati kepada Roro Anteng. Mereka pun menjalin
kasih dan memutuskan untuk segera menikah. Sayangnya, niat tersebut terrhambat
oleh orang jahat nan sakti yang ingin merebut Roro Anteng.
Tetapi Roro tidak berani melakukan penolakan karena
merasa khawatir jika terjadi hal buruk yang mungkin akan dilakukan orang jahat
tersebut. Gadis cantik itu pun kemudian membuat sebuah persyaratan. Ia menyuruh
orang sakti itu untuk membuat lautan di Bromo dalam waktu semalam.
Sayangnya, pria jahat itu menyanggupinya dan
berusaha membuat sumur di Gunung Bromo menggunakan tempurung kelapa atau dalam
bahasa Jawa disebut dengan batok. Demi menggagalkan usahanya, Roro
Anteng memukulkan alu padi untuk membangunkan para ayam agar mereka segera
berkokok.
Untungnya, usaha tersebut berhasil dan pria jahat
itu pun kalah karena ia belum berhasil membuat lautan. Itulah alasan
kenapa Gunung Bromo berbentuk tumpul.
Merasa marah dan mengamuk, ia melemparkan batok kelapa
yang digunakan dan sekarang menjadi Gunung Batok. Setelah itu, Roro Anteng
kembali ke pelukan Joko Seger. Mereka pun hidup bahagia selamanya.
Legenda Gunung Bromo merupakan salah satu dari kumpulan cerita rakyat
nusantara yang bisa dikisahkan untuk anak Anda. Pasalnya, selain untuk
memperkenalkan sejarah pada buah hati Anda, juga untuk mengajarkan nilai moral
yang ada pada cerita itu.
Salah satu pesan moral yang bisa dipetik adalah janganlah memaksakan
kehendak. Seperti halnya yang dilakukan oleh pria jahat dalam kisah di atas. Ia
berusaha merebut Roro Anteng yang jelas-jelas sudah memiliki calon suami, Joko
Seger.
Tetapi ia tetap ingin mempersunting Roro Anteng meskipun hal tersebut
tidaklah mudah. Hal tersebut bisa Anda ajarkan untuk si kecil untuk tidak
memaksakan kehendak atau keinginannya.
4. Legenda Kawah Sikidang Dieng
Pada zaman dahulu, berdiri sebuah kerajaan nan
mewah dan indah. Salah satu putri di kerajaan tersebut bernama Shinta Dewi. Ia
terkenal akan kecantikannya yang luar biasa bak bidadari, sehingga banyak
pangeran yang ingin mempersuntingnya.
Salah satu pangeran yang ingin melamarnya adalah
Kidang Garungan. Pangeran tersebut terkenal akan kekayaannya yang luar biasa,
hampir semua kemewahan dimilikinya. Selain itu, ia juga terkenal memiliki
kesaktian.
Mengetahui akan hal tersebut, Putri Shinta Dewi pun
setuju menikah dengan Kidang Garungan. Meskipun sebelumnya Shinta belum pernah
bertemu Kidang, ia tetap yakin atas keputusannya untuk menikah dengan pangeran
kaya raya tersebut.
Pada saat prosesi pernikahan tersebut akan
dilangsungkan, Shinta Dewi terkejut melihat wajah Pangeran Kidang. Walaupun
berbadan sangat kuat dan tegar, ternyata wajahnya menyerupai kepala kijang
jantan.
Dalam hati, Shinta Dewi ingin menggagalkan
pernikahan tersebut tetapi merasa keputusannya itu akan mempengaruhi kejayaan
kerajaanya. Oleh karena itu, Shinta membuat persyaratan yang kiranya sulit
untuk dilakukan oleh pangeran Kidang. Permintaan itu adalah membuat sumur yang
sangat dalam dan besar.
Namun, pangeran Kidang menyetujui hal tersebut.
Dengan semangat yang menggebu, ia berusaha membuat sumur yang besar tersebut.
Ditengah usahanya, Shinta Dewi memerintah para prajuritnya untuk menutup
kembali lubang sumur itu dengan tanah.
Pangeran Kidang pun terkubur dalam tanah tersebut.
Dengan kekuatannya yang luar biasa, ia berusaha keluar dari timbunan tanah
tersebut hingga menimbulkan getaran dan permukaan tanah menjadi panas.
Tetapi, usahanya tersebut sia-sia, ia tidak sanggup
lagi keluar dari timbunan tanah tersebut. Tanah yang bergetar dan menyebabkan
permukaanya menjadi panas tersebut kemudian dinamakan dengan Kawah Sikidang.
Atas perbuatan jahat dari Shinta Dewi ke Pangeran
Kidang, ia mendapatkan kutukan berambut gimbal dan berwajah buruk rupa. Kutukan
berambut gimbal tersebut tidak hanya dialami oleh Shinta Dewi saja tetapi juga
seluruh keturunannya.
Kisah legendaris dari Kawah Sikidang ini merupakan salah satu dari
kumpulan cerita rakyat nusantara dan legenda yang cocok untuk anak Anda. Selain
untuk memperkenalkan sejarah terjadinya suatu tempat pada buah hati, juga untuk
mengajarkan nilai moral.
Pesan moral dari cerita di atas adalah janji harus ditepati. Sebab,
mengingkari janji akan merugikan dan menyakiti perasaan orang lain. Untuk itu,
kisah ini sangatlah cocok untuk dijadikan salah satu pembelajaran pada si kecil
agar mereka selalu berusaha menepati janjinya.
5. Legenda Danau Maninjau
Alkisah, di sebuah perkampungan di Kaki Gunung
Tinjau, Sumatra Barat, hiduplah dua orang yang saling mencintai. Kedua orang
tersebut bernama Siti Rasani dan Giran. Mereka ingin segera menikah, namun
salah satu kakak dari Siti yang bernama Kukuban tidak menyetujuinya.
Ia tidak menyetujuinya dikarenakan dendam dengan
Giran yang pernah mengalahkannya pada saat pertandingan silat dan menyebabkan
kakinya terluka. Siti sudah berulang kali membujuk kakaknya untuk memberikan
restu padanya, namun kakaknya tetap bersikukuh menentang cinta mereka.
Pada suatu hari, Giran dan Siti sedang
pergi ke hutan untuk mencari obat untuk kakaknya. Dalam perjalanan pulang, rok
yang dikenakan Siti tersangkut kayu yang berduri hingga sobek. Salah satu warga
yang melihat kejadian tersebut menuduh mereka berbuat hal memalukan dan
melanggar etika adat.
Oleh karena itu, Giran dan Siti digiring
warga untuk diadili. Sidang adat memutuskan bahwa mereka bersalah dan sebagai
hukumannya keduanya harus dibuang ke Kawah Gunung Tinjau agar tidak membawa
malapetaka bagi penduduk.
Giran berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya
terjadi, namun tidak ada satu pun warga yang memercayainya. Di puncak Gunung
Tinjau, sebelum mereka dibuang ke kawah, Giri berdoa kepada Allah. Dalam doa
tersebut ia meminta Tuhan meletuskan gunung sebagai tanda bahwa mereka tidak
bersalah.
Tidak lama setelah kedua pasangan tersebut dibuang,
terjadilah letusan dahsyat di Gunung Tinjau. Hal itu menyebabkan gempa hebat
dan menghancurkan seluruh pemukiman penduduk.
Bahkan, letusan tersebut menyebabkan kawahnya
semakin membesar hingga menyerupai danau. Danau tersebut hingga kini disebut
dengan nama Danau Maninjau.
Legenda Danau Maninjau yang termasuk dalam salah
satu dari kumpulan cerita rakyat nusantara ini sarat akan nilai moral. Pesan
moral yang dapat dipetik adalah tidak boleh menyimpan dendam dan berprasangka
buruk terhadap seseorang.
Seperti yang Anda baca pada kisah di atas, Giran dan Siti dituduh
melanggar etika adat. Padahal mereka sama sekali tidak melakukannya. Untuk itu,
Tuhan memperingatkan perbuatan keji tersebut melalui letusan gunung.
Dari cerita tersebut, Bunda bisa mengajarkan pada anak-anak bahwa
berprasangka buruk itu tidaklah baik. Untuk itu, Bunda tetap bacakanlah kisah
ini pada anak-anak, ya!
Sisipkan
Pesan Moral di Akhir Cerita
Sudah membaca kumpulan cerita rakyat Indonesia di atas hingga akhir, ya?
Pastinya, kumpulan cerita rakyat pendek tersebut bisa dijadikan kisah yang
tidak hanya menarik tetapi juga edukatif. Jangan lupa juga untuk selalu
menyisipkan pesan moral pada cerita-cerita yang Bunda akan sampaikan.
Selain itu, legenda-legenda yang ada pada kumpulan cerita rakyat
nusantara di atas juga bisa dijadikan sebagai wawasan sejarah untuk buah hati. Sehingga si
kecil tidak hanya mendengarkan cerita yang menarik, tetapi juga belajar sejarah
serta memahami pesan moralnya.
Meskipun sudah jarang orang tua yang menceritakan kisah-kisah rakyat ini
kepada anaknya, hal tersebut tidaklah menjadi masalah. Toh, cerita-ceritanya
sangatlah keren dan bermakna baik. Semangat, ya, Bunda!
Komentar
Posting Komentar